BATIK WARNA ALAM MERUPAKAN PRODUK UNGGULAN BATANG
Foto :
Bupati Yoyok Riyo Sudibyo bersama Ketua Dekranasda, Budi Prasetyawati,
perwakilan Kemenparekraf, Jumadi Al Qubro dan pemerhati batik, William Kwan
melihat batik produksi peserta pelatihan SKR.(humas)
Batangkab.go.id
- Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif
Berbasis Seni Budaya, menggelar Pameran Sentra Kreatif Rakyat. Pameran
diselenggarakan di halaman Rumah Dinas Bupati Batang, selama 3 (tiga) hari,
Jumat-Minggu, 10-12 Oktober 2014. Pameran dilaksanakan oleh Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif
Berbasis Seni Budaya sebagai bentuk promosi dan publikasi atas hasil
pelaksanaan Program Pelatihan Sentra Kreatif Rakyat di wilayah Kabupaten Batang.
Pameran diikuti sejumlah ibu rumah tangga dari 17 desa di Kabupaten
Batang yang dikelompokkan menjadi 10 kelompok. Peserta memamerkan produk yang
dihasilkan dari pelatihan berupa produk kreatif non busana yaitu interior dan
aksesories hasil dari pelatihan.
Bupati
Batang, Yoyok Riyo Sudibyo yang membuka pameran ini mengatakan, sebetulnya
Batang memiliki ragam batik yang sangat bagus untuk dikembangkan sebagai ikon
Kabupaten Batang dengan batik warna alamnya. “Batik warna alam merupakan salah
satu kekayaan dan karya hasil kreativitas masyarakat Batang yang harus
dijadikan produk unggulan Kabupaten Batang,” kata Bupati Yoyok.
Bupati berharap, ibu–ibu yang
telah mengikuti pelatihan dan bisa menghasilkan produk batik untuk tetap
berkarya. Pemerintah siap membantu memasarkan secara online di internet. ”Karena kita belum punya outlet jadi produk–produk masyarakat Kabupaten
Batang akan kita pasarkan melalui internet di rumah toko secara online secara gratis,” jelas Bupati.
Untuk menindaklanjutinya,
peserta pelatihan diminta membuat paguyuban atau kelompok guna merencanakan
kegiatan ke depan agar berproduksi dan bisa diterima di masyarakat. Bupati
berjanji akan membantu paguyuban dan memasarkan produksinya. Bupati juga
berjanji untuk membantu paguyuban sebanyak Rp. 50 juta untuk pengembangan
produk batik atau kreatif rakyat lainnya.
Perwakilan dari Direktorat
Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, Jumadi Al Qubro mengatakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif telah melakukan pendampingan dan pengembangan desain tata kelola usaha,
pemasaran dan produk kreatif di Indonesia. Kegiatan ini merupakan tahun ke tiga
yang diawali pada tahun 2012, kemudian berlanjut di tahun 2013 dan 2014.
”Insyaallah ini akan berkesinambungan”, jelas Jumadi Al Qubro.
Pengembangan Sentra Kreatif
Rakyat, lanjut Jumadi, telah dilaksanakan di lima wilayah di Indonesia yang
pertama wilayah Batang, Magelang, Pacitan, Manggarai Barat, Nusa
Tenggara Timur dan Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. “Untuk
Kabupaten Batang baru menyentuh kerajinan batik saja. Ke depan akan berlanjut
jika punya potensi lain yang harus dikembangkan,” lanjut Jumadi.
Diharapkan juga apa yang
menjadi potensi di Kabupaten Batang dapat dikembangkan lebih lanjut, apabila program
pendampingan ini mendapat dukungan dari semua pihak, terutama pemerintahan yang
akan datang.
Bagi masyarakat yang ingin
berwirausaha dan menjadi pengusaha, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
juga siap memberikan pendampingan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
pengangguran dan menciptakan lapangan kerja. Masyarakat yang mempunyai produk
diharapkan bisa menjualnya untuk menambah kesejahteraan.
Salah
seorang peserta pelatihan asal Desa Pagilaran Kecamatan
Blado yang ikut memamerkan hasil produksinya, Lela, mengatakan, dirinya
merasa sangat senang mengikuti pelatihan batik. “Dengan pelatihan ini saya bisa
berkarya dan menghasilkan uang dari hasil menjual batik hasil pewarnaan dari
bahan – bahan alam sekitar. Saya dulu tidak pernah membatik, tapi setelah
mengikuti pelatihan jadi bisa. Kata Pak Wiliam (William Kwan, pemerhati
batik-red) hasil karyanya bagus dan layak dijual dengan harga yang mahal,”
ujarnya bangga.(mc-humas)
KESIMPULAN : Batik merupakan salah satu kerajinan
Indonesia yang telah di akui oleh seluruh dunia . pemasarannya bahkan telah
sanpai di berbagai negara di dunia banyak warga negara asing yang ingin belajar
membuat kerajinan batik ,tingkat kesulitan dalam membuat batik pun beragam dari
yang mudah sampai yang tersulit harganya pun beragam dari ratusan ribu hingga
puluhan juta rupiah.
KOMENTAR ;
Menurut saya pameran yang di adakan di kab. Batang ini sangat bagus untuk
perekonomian masyarakat dan kemajuan ekonomi indonesia dalam kerajinan batik
ini yang telah di akui dunia terlebih produk kreatifitas batik warna ini terus
meningkatkan kualitas nya agar mampu bersaing di pasaran,selain dari segi
ekonomi batik juga akan membuat ketertarikan para wisatawan asing untuk
berkunjung ke indonesia. Jadi tingkatkan terus kreatifitas agar indonesia mampu
mengenalkan berbagai
kreatifitas anak bangsanya .
2. " Anak laki laki menunjukan kreatifitas yang lebih besar dari anak perempuan terutama setelah berlalunya masa kanak kanak "
tanggapan saya : pernyataan tersebut benar karena anak laki laki mempunyai keberaniaan untuk mencoba hal seperti kreatifitas yang lebih besar dari anak perempuan ,dan untuk kebebasan anak laki laki lebih dibebaskan dari anak perempuan sehingga lebih mudah untuk meningkatkan kreatifitasnya sedangkan perempuan dibatasi dengan rasa takut gagal dalam berkreatifitas dan keterbatasan waktu yang lebih singkat walau pada nyatanya anak perempuan lebih rajin dan disiplin dari anak laki laki ,namun untuk tingkat kreatifitas laki laki memang lebih unggul.
SUMBER: - http://batangkab.go.id/?p=4500